Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2024

Dewasa yang Tertunda

Gambar
  Kita sering menangis kadang sampai mengemis mengharap lalu pesimis akan takdir yang terpampang tragis melihat semua hal yang manis yang pait terasa apatis diri bertanya sendiri, hei manis! "kenapa kau begitu miris?" Jika memang dewasa belum kau temui jika semua gundah belum terurai jika semua usaha masih menuai lantas mengapa fana buat kau terbuai? dewasalah dengan keadaan lakukan segala pekerjaan  langkah buatlah gerakan agar semua cita-cita kesampaian Dewasa butuh waktu datangnya pun tak tentu jalan pikiran sering buntu kepala akhirnya sering menggerutu apa solusinya? diamkah jawabannya? merenungkah langkahnya? bukan semuanya! tapi menjadi diri sendiri jalannya.

Mabuk Harapan

Gambar
  Kau tahu kenapa manusia bisa sakit tanpa dipukul? tanpa ditikam? dan tanpa dihina-hina atau dimaki-maki? Karena hal yang dia lakukan sendiri. Berharap terhadap sesuatu yang belum pasti, mengamini setiap hal yang dia inginkan, serta memaksakan kehendak semesta. Harapan, itu hal yang sering aku teguk tiap malam. Kadang sendiri, kadang bersama teman-teman. Harapan yang berasal dari orang, benda, ataupun keadaan. Harapan yang tiap malam tertuang di gelas kosong, lalu diminum dan diteguk dengan penuh hasrat. Seketika kepalaku menjadi berat, dan mataku pun terpejam erat. Disaat sinar matahari menampar wajahku, terasa panas karena saat itu sudah siang. Aku kembali memikirkan harapan semalam yang ku minum, sembari melihat jam tangan yang menunjukkan jam 1 siang. Teringat waktu kemarin kau bertanya padaku dimana bisa membeli lumpia Semarang di sekitar kota kecil ini. Kau bilang sudah cari kemana-mana, namun tidak ada. Aku khawatir jika keinginanmu tidak terpenuhi. Aku tak ingin kau bersedih d

Sang Gadis dan Coklat Favoritnya

Gambar
  Suatu ketika seorang gadis tengah berusaha berjalan sekuat tenaga menuju kampusnya untuk menyerahkan laporan akhir semesternya, supaya nilai semester ini bisa sesuai keinginannya. Di tengah terik panas matahari yang menyengat, sang Gadis berjalan dengan hati-hati sangat. Dia harus segara tiba, segera, sebelum sang Dosen kembali ke rumahnya. Setelah menaiki anak tangga gedung fakultasnya untuk menemui sang Dosen di ruangannya. Dia akhirnya berada di depan pintu, dia ketuk, dia masuk, dan betapa terkejutnya dia melihat banyak sekali dosen lain yang sedang melakukan rapat, hingga dia kembali menutup pintu itu rapat-rapat, "ahh bangsat!" ucap dalam hatinya.  Tidak disangka, bahwa sang Gadis harus menunggu, agar dia dan sang Dosen dapat bertemu. Hal yang membuat dia sedikit gusar adalah kelalaian sang Dosen dalam memberi kabar, membuatnya harus sabar untuk membuat urusannya menjadi kelar. Setelah menunggu lama sangat, sampai tepatnya sore pukul empat, akhirnya sang Dosen keluar

Si Pengemis dan Si Pejabat

Gambar
Suatu ketika, aku melihat seorang pengemis yang meminta belas kasih seorang pejabat sambil mengadahkan tangan kirinya. Bukan karena tidak sopan, tapi karena tangan kanannya sudah tiada. Dia memohon kepada pejabat itu untuk memberikan sedikit kekayaan yang diberikan Tuhan padanya. Berharap uang itu dapat digunakan untuk menghilangkan lapar dan dahaga yang singgah dalam tubuhnya selama berhari-hari. Namun yang aku lihat, Pejabat itu malah memukul tangan kiri pria itu, setelah itu dia menyalakan sebatang rokok. Tangan kiri menjapit rokok dan tangan kanan memegang korek. Seakan menunjukkan bahwa si Pejabat bisa melakukan apa yang si Pengemis tidak bisa. Si pengemis tidak marah, dia hanya semakin merendahkan harga dirinya, dengan mengeluarkan air mata, berharap dia akan dikasih uang oleh si Pejabat itu. Pengemis berkata bahwa Pejabat memang tidak pernah membela rakyatnya. Dia hanya mau berfoya-foya semata. Menikmati semua pajak yang diberikan oleh rakyat tanpa perlu memberikan kontribus