Kopi Terakhir di Rumahmu

Aku datang lagi, untuk menuntaskan segala masalah yang mengganjal di hati. Kau ingin kita selesai, sementara aku masih berandai, agar kita tak usai. Sepanjang jalan menuju rumahmu sekali lagi atau mungkin terakhir kali, aku berdoa dalam hati, agar kau menerima kehadiranku lagi, bukan mengusirku jauh pergi. Aku tiba diiringi hujan rintik, basah setitik, dengan motor matic. ku kabari, bahwa aku sedang berdiri, di depan pagarmu sebelah kiri. Ucapan "aku udah didepan" bukan lagi seperti dulu yang buat kau bahagia, melainkan buat kau susah. Karena dirimu sudah tak mau aku temui. Muak katanya, melihat wajah ini. Kesal rasanya, mendengar suara ini. Bosan dirinya, mencintai pria ini. Ibumu persilahkan aku masuk, duduk, dan memberiku secangkir kopi untuk ku teguk. Aku masih menganggap, saat aku tiba kau yang membuat kopi itu dengan tanggap, ternyata tetap, kopi itu ibumu yang buat, sebagai bentuk perlakuan terhadap tamu sesuai adat. Kau duduk berjauhan ...